Sabtu, 06 Maret 2010

Ragam Bahasa Jurnalistik




Menurut wartawan senior H Rosihan Anwar, ragam bahasa jurnalistik juga mengacu pada bahasa baku. Dalam arti, berdasarkan:
1. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.
2. Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Ciri-Ciri Ragam Bahasa Jurnalistik

Efektif:
- singkat (tak bertele-tele)
- lugas (tak berbunga-bunga, tanpa basa-basi)
- padat (kaya arti, menghindari penggunaan
kata mubazir)
- langsung pada pokok persoalan
- tidak multi tafsir

Komunikatif:
- sederhana (menghindari pemakaian kata yang masih
asing bagi pembaca)
- mudah dipahami (oleh pembaca yang tingkat
pendidikannya rendah sekalipun.
- menggunakan kata-kata yang merakyat, akrab
di telinga masyarakat sehari-hari
- menarik (menggelitik, menggoda, atau sedikit
bombastis)

Mengapa Harus Lugas?

Seiring dengan perkembangan sosial sekarang, barangkali tidak ada pembaca yang menyediakan waktu khusus hanya untuk membaca surat kabar. Hampir semua orang membeli atau berlangganan surat kabar tidak membaca seluruh berita dan artikel yang ada. Mereka memilih mana yang dianggap menarik dan bernilai.
Makin sibuk orang dan makin banyak informasi yang beredar, menyebabkan orang tidak tahan lagi membaca tulisan panjang. Orang kini lebih menyukai tulisan yang ringkas, jelas, tidak bertele-tele, dengan langsung memberikan gambaran dan makna dari sebuah peristiwa. Bentuk surat kabar pun makin kecil dan padat.
Konsekuensi dari tumbuhnya koran (yang bentuknya) kecil ini –ditambah dengan munculnya saingan-saingan media elektronik– adalah keharusan untuk membuat tulisan yang lebih ringkas, lebih sederhana, lebih padat dan tentu saja lebih efektif.
* * *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar